ECHO panduan kilat foto kerusakan akibat serangga vs. kerusakan lain pada tanaman
Terakhir diperbarui April 2021 oleh Staf ECHO
Kerusakan akibat serangga pengunyah
Serangga pengunyah mencakup ulat (larva lepidoptera), belalang dan jangkrik (orthoptera), dan kumbang serta weevils(coleoptera). Foto A adalah sejenis ulat grayak/southern armyworm pada bayam Selandia Baru. Perhatikan bagaimana sebagian besar pengunyahan terjadi pertama kali di bagian dalam daun di antara urat-urat daun. Foto B adalah kerusakan yang disebabkan oleh kumbang weevils Sri Lanka dewasa. Perhatikan bagaimana pengunyahan terjadi dari bagian luar tepi daun ke bagian tengah. Pola makan ini dapat membantu dalam menentukan hama apa yang mungkin sedang Anda hadapi pada saat Anda belum dapat menemukan mereka. Belalang dan jangkrik lebih menyukai tanaman rumput dan biasanya mengunyah dari bagian luar tepi daun lalu bergerak ke arah bagian tengah daun.
Kerusakan Akibat Serangga Penusuk dan Pengisap
Serangga penusuk dan penghisap paling sering merusakkan warna daun, buah, atau materi batang, membuatnya terlihat burik (A, kerusakan yang diakibatkan oleh kepik renda/lace bug pada koro pedang/jack bean dan B, kerusakan akibat kepik kaki daun/leafooted bug pada tomat). Gejala ini bisa terkacaukan dengan gejala yang disebabkan oleh infeksi virus, beberapa infeksi jamur, serta beberapa gejala akibat kekurangan unsur hara. Hama ini juga dapat menyebabkan daun menjadi mati sehingga menyebabkan bintik-bintik coklat yang dapat dikacaukan dengan penyakit jamur atau bakteri. Beberapa serangga penusuk dan pengisap juga dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada bentuk daun. Sebagai contoh, Psyllids, jeruk Asia, hama ini menyebabkan daun jeruk menggulung ke dalam (C). Serangga penusuk dan pengisap ini lebih menyukai bagian bawah daun karena permukaan daunnya lebih empuk dan lebih mudah untuk ditusuk. Oleh karena itu, periksalah bagian bawah daun untuk menemukan jenis serangga ini.
Gejala-gejala Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
Penyakit akibat virus dapat terlihat sama seperti hampir semua penyakit atau kerusakan lainnya. Gejala-gejala infeksi virus seperti daun menggulung dan menggelembung (A, dalam zinnias) biasanya dikacaukan dengan kerusakan akibat serangga pengisap dan penusuk. Perubahan warna/burik pada permukaan daun merupakan gejala-gejala lain dari infeksi virus (B, virus burik klorosis pada jagung) yang dapat dengan mudah dikacaukan dengan defisiensi unsur hara pada tanaman.
Gejala-gejala Penyakit akibat Bakteri
Penyakit akibat bakteri seringkali sulit didiagnosis karena penampakannya terlihat sangat mirip dengan penyakit akibat jamur. Salah satu ciri pembeda utama adalah bintik-bintik bakteri biasanya memiliki lingkaran kuning (A, pada naranjilla) yang mengelilingi bagian luar dari bintik tersebut. Saat jaringan yang ada di dalam bintik itu mati, maka jaringannya akan rontok dan menciptakan lubang-lubang yang terlihat sangat mirip dengan lubang kunyahan serangga. Bakteri juga menyebabkan gejala-gejala pada tanaman yang menyerupai bintil-bintil (B, pada pohon plum), puru atau tonjolan-tonjolan, atau bintik-bintik yang terlihat basah atau berminyak. Puru dapat disebabkan oleh kerusakan oleh serangga seperti pada gambar C, tungau dapat menyebabkan puru pada anggur, atau bisa juga disebabkan oleh bakteri atau virus. Dalam beberapa situasi, getah tanaman yang merembes juga dapat menengarai adanya infeksi bakteri.
Gejala-gejala Penyakit akibat Jamur
Penyakit jamur sering muncul sebagai bintik-bintik yang mirip dengan bintik-bintik akibat bakteri, tetapi biasanya tidak terlihat basah dan sering memiliki cincin konsentris [bersifat melingkar] yang khas (A & B). Jamur juga dapat menyebabkan lodoh/damping off, batang bibit yang baru muncul dan tanaman yang baru saja dipindah tanamkan menjadi roboh ke dalam dan menyebabkan tanaman menjadi tumbang dan mati. Beberapa serangga pengisap penusuk seperti kutu daun/aphids, mengeluarkan zat manis yang dapat mendorong pertumbuhan beberapa jamur seperti kapang hitam/sooty mold yang bisa ditemukan pada permukaan daun (C) sehingga menghambat fotosintesis.
Gejala-Gejala Defisiensi Unsur Hara
Gejala defisiensi unsur hara pada jaringan tanaman sering dikacaukan dengan kerusakan akibat hama (A, defisiensi nitrogen pada carambola; B, defisiensi magnesium pada sorgum dan labu/cucurbita; dan C, defisiensi sulfur pada kacang gude/pigeon pea). Kurangnya ketersediaan atau akses pada hara (karena pH atau tekstur tanah) menyebabkan perubahan warna atau perubahan lain pada penampilan tanaman yang tidak terkait dengan kerusakan hama. Untuk informasi lebih lanjut tentang mendiagnosis defisiensi unsur hara di lapangan, lihat Asia Note #29 [http://edn.link/drjqee].
Gejala Serupa namun Si Pelaku Bisa Berbeda
Gejala-gejala pada daun oleh penyakit akibat jamur, seperti embun bulu/downy mildew (A) dan embun tepung/powdery mildew (B), dapat mirip dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga pengisap penusuk. Embun bulu terbatas hanya menyerang urat daun, sehingga tampak seperti gumpalan pertumbuhan jamur putih di bagian bawah daun. Embun tepung menunjukkan adanya perubahan warna berbentuk lingkaran-lingkaran kecil di seluruh permukaan daun, sering membentuk spora putih di permukaan atas maupun permukaan bawah daun. Dua-duanya dapat dikacaukan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh serangga pengisap penusuk (C, kerusakan yang diakibatkan oleh kepik renda pada kacang gude dengan inset/sisipan foto kepik renda), yang menyebabkan adanya titik pusat perubahan warna yaitu titik di mana mereka memakan bagian bawah daun. Hal ini dapat membawa pada bintik-bintik nekrotik coklat yang terlihat mirip dengan penyakit embun bulu.
Penggorok daun/leafminer adalah serangga kecil dalam beragam ordo yang memakan bagian dalam jaringan daun (A, pada tomat dan B, pada tilia/linden). Penggorok daun dapat menyebabkan bercak bernoda pada daun yang kemudian mati. Kerusakan ini dapat terlihat sangat mirip dengan banyak penyakit jamur daun (C, jamur pada tanaman labu/Cucurbita dan D, bercak hitam pada daun mapel), namun mereka sering mudah diidentifikasi dengan cara menarik lapisan bagian atas bercak daun yang rusak, dengan hati-hati. Jika kerusakan yang terjadi adalah akibat penggorok daun, maka bagian yang mati akan berlubang (kosong), dan sering ditemukan serpihan serangga atau kulit rontok di dalamnya.
Kerusakan akibat tungau, seperti tungau laba-laba (A, pada brachiaria) dapat dengan mudah disalah artikan sebagai kekurangan/defisiensi nitrogen (B, pada carambola) atau defisiensi sulfur (C, pada kacang gude). Lensa tangan atau mikroskop dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah ada tungau di permukaan daun. Defisiensi hara biasanya sering mengikuti pola yang tetap, baik hanya mempengaruhi daun tua atau daun baru, atau memiliki pola nekrosis yang seragam di sekitar tepi daun, ujung daun, atau menguning di antara urat daun.
Tempias herbisida (A, pada gandum musim dingin) dapat terlihat mirip dengan penyakit jamur (B, pada tanaman padi) atau defisiensi magnesium (C, pada sorgum). Jika ladang Anda terletak di dekat ladang lain yang sedang mendapat semprotan herbisida, terlihatnya kerusakan dalam pola yang seragam di sepanjang tepi ladang, dapat menjadi penunjuk adanya tempias semprotan.
*****
Edisi ini berada di bawah hak cipta 2021. Semua foto diambil oleh Staf ECHO. ECHO adalah sebuah organisasi Kristen nirlaba. Untuk sumber daya lebih lanjut, termasuk kesempatan untuk berjejaring dengan praktisi pertanian dan pengembangan komunitas lainnya, silakan kunjungi situs web kami: www.ECHOcommunity.org.